Friday, April 20, 2012

Tugas Filsafat Ilmu


1.      Tuliskan :
a.       Definisi filsafat ilmu menurut tokoh-tokoh yang ada !
b.      Definisi filsafat ilmu menurut anda !

Jawab :
a.       Pengertian filsafat ilmu menurut para ahli[1] :
  • Menurut Robert Ackerman mendefinisikan filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau telah dibuktikan atau dalam kerangka kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
  • Menurut Lewis White Beck filsafat ilmu adalah kajian filsafat yang membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
  • Menurut A. Cornelius Benjamin filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
  • Menurut Michael V. Berry filsafat ilmu adalah filsafat yang menelaah tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
  • Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah filsafat yang menggunakan analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
  • Menurut Peter Caws filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
  • Menurut Stephen R. Toulmin. Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
b.      Menurut saya yang dinamakan dengan filsafat ilmu adalah cabang dari ilmu filsafat yang membahas tentang hakikat dari ilmu itu sendiri. Maksudnya di dalam filsafat ilmu ini dipelajari beberapa bagian dari ilmu itu sendiri. Seperti apa saja yang menjadi objek kajiannya dan beberapa metodologi dalam kajian filsafat ilmu itu sendiri.


2.      Tuliskan :
a.       Objek kajian filsafat ilmu !
b.      Manfaat mempelajari filsafat ilmu !
c.       Metodologi filsafat ilmu !
Jawab :
a.       Objek kajian filsafat ilmu[2].
-          Objek Material Filsafat Ilmu
Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atauobjek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itusendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
-          Objek Formal Filsafat Ilmu
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
b.      Manfaat mempelajari filsafat ilmu[3].
-          Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
-          Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.
-          Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
-          Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).
-          Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
-          Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
-          Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
-          Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah.
-          Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.
-          Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
-          Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera.
c.       Metodologi filsafat ilmu[4].
-          Pengalaman Indera (Sense Experience)
Dalam filsafat, paham yang menekankan pada kenyataan disebut realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi ilmu berawal mula dari kenyataan yang dalam diserap oleh indera. Aristoteles adalah tokoh yang pertama mengemukakan pandangan ini, yang berpendapat bahwa ilmu terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek. Objek masuk dalam diri subjek melalui persepsi indera (sensasi).
-          Nalar (Reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal yang perlu diperhatikan dalam telaah ini adalah tentang asas pemikiran berikut:
·         Principium Identitas, disebut juga asas kesamaan.
·         Principium Contradictionis, disebut juga asas pertentangan.
·         Principium Tertii Exclusi, disebut sebagai asas tidak adanya kemungkinan ketiga.
-          Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber ilmu karena keompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi ilmu pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah ilmu yang terjadi melalui wibawa seseorang hingga orang lain mempunyai pengetahuan.
-          Intuisi (Intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu membuat pernyataan yang berupa ilmu. Karena ilmu yang diperoleh melalui intuisi muncul tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu, maka tidak dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan.
-          Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena manusia mengenal sesuatu melalui kepercayaannya.
-          Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara wahyu dan keyakinan hampir tidak dapat dibedakan karena keduanya menggunakan kepercayaan, perbedaannya adalah bahwa keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatic diikutinya adalah peraturan berupa agama, sedang keyakinan adalah kemampuan jiwa manusia yang merupakan pematangan (maturation) dari kepercayaan.

3.      Tuliskan jenis pengetahuan menurut Ahmad Tafsir dan uraikan cirri-cirinya !
Jawab :
Menurut Ahmad tafsir dalam bukunya Filsafat Ilmu bahwa pengetahuan manusia dikelompokan menjadi tiga[5] :
a.       Pengetahuan sains (pengetahuan ilmiah)
Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang logis dan dapat dibuktikan secara empiris. Jadi dalam pengetahuan sains logis dan empiris itu tidak bisa dipisahkan. Dari sini dapat juga diketahui bahwa objek yang dapat diteliti dari pengetahuan sains hanyalah objek empiris, sebab ia harus menghasilkan bukti empiris.
 Pengetahuan ilmiah yang benar diucapkan dalam pernyataan-pernyataan yang benar. Tujuan pengetahuan ini adalah untuk menemukan pengetahuan yang benar mengenai berbagai keadaan alam semesta.
Secara garis besar, sains dibagi menjadi dua, yaitu sains kealaman dan sains sosial. Sains kealaman diantaranya astronomi, fisika, kimia, ilmu bumi, ilmu hayat. Sedangkan yang termasuk sains sosial yaitu, sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, dan politik..
b.      Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode rasional dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional, mengandung kebenaran rasio meskipun tidak perlu dapat dibuktikan secara empiris. Objek penelitian filsafat adalah sesuatu yang abstrak, dan memiliki paradigm rasional.
c.       Pengetahuan mistik atau pengetahuan agama
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio. Maksudnya adalah hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami oleh rasio. Pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Menurut Ahmad Tafsir, pengetahuan mistik adalah sejenis pengetahauan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, tidak juga secara logis.

4.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan ontologi, epistimologi, dan aksiologi !
Jawab[6] :
a.       Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf  yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud (being) dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kausa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dantertib dalam keharmonisan (Suparlan Suhartono, 2007).
Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik, dunia yang dapat dijangkau panca indera. Dengan demikian, obyek ilmu adalah pengalaman inderawi. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika semata. Pengertian ini didukung  pula oleh pernyataan Runes bahwa “ ontology is the theory of being qua being”, artinya ontologi adalah teori tentang wujud. Obyek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metafisika. Istilah ontology banyak digunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa obyek formal dari ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Hal senada juga dilontarkan oleh Jujun Suriasumantri bahwa ontologi membahas apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi obyek penelaahan ilmu. Berdasarkan obyek yang telah ditelaahnya, ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris, karena obyeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia. Berlainan dengan agama dan bentuk-bentuk pengetahuan lain,ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian-kejadian yang bersifat empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris. Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataanyang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang ) “ada” itu (being, sein, het zijn). Paham monism yang terpecah menajdi idealism atau spiritualisme, paham dualism, pluralismdengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologi yang pada akhirnya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa danbagaimana (yang) “ada” sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ontologi merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan mengenai hakikat kenyataan. Kita harus memahami dengan baik masalah-masalah ontologi agar dapat memahami dengan baik masalah dunia, tempat kita tinggal.

b.      Epistimologi
Ontologi berupaya secara reflektif tentang “yang ada”. Adapun epistemologis membahas tentang terjadinya dan kesahihan atau kebenaran ilmu. Ilmu-ilmu yangdimiliki oleh manusia berhubungan satu sama lain, dan tolok ukur keterkaitan inimemiliki derajat yang berbeda-beda. Sebagian ilmu merupakan asas dan pondasibagi ilmu-ilmu lain, yakni nilai dan validitas ilmu-ilmu lain bergantung kepada ilmutertentu, dan dari sisi ini, ilmu tertentu ini dikategorikan sebagai ilmu danpengetahuan dasar. Sebagai contoh, dasar dari semua ilmu empirik adalah prinsipkausalitas dan kaidah ini menjadi pokok bahasan dalam filsafat, dengan demikian,filsafat merupakan dasar dan pijakan bagi ilmu-ilmu empirik. Begitu pula, ilmulogika yang merupakan alat berpikir manusia dan ilmu yang berkaitan dengan caraberpikir yang benar, diletakkan sebagai pendahuluan dalam filsafat dan setiapilmu-ilmu lain, maka dari itu ia bisa ditempatkan sebagai dasar dan asas bagiseluruh pengetahuan manusia.Namun, epistemologi (teori pengetahuan), karena mengkaji seluruh tolok ukurilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifatgamblang, merupakan dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan. Walaupunilmu logika dalam beberapa bagian memiliki kesamaan dengan epistemologi, akantetapi, ilmu logika merupakan ilmu tentang metode berpikir dan berargumentasiyang benar, diletakkan setelah epistemologi

c.       Aksiologi
Makna aksiologi ilmu bisa diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Seperti diketahui setiap pengetahuan,termasuk pengetahuan ilmiah, mempunyai tiga dasar, yaitu ontologi, epistemologi,dan aksiologi. Aksiologi ilmu ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Dasar aksiologis ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkanya.
Nilai dalam aksiologi ini di bagi dua, yaitu nilai etika dan estetika. Dimana yang tercantum dalam nilai etika adalah baik buruknya suatu perilaku. Sedangkan nilai estetika adalah nilai keindahan.



[1] http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-filsafat-ilmu-menurut-para.html
[2] http://www.scribd.com/doc/47399890/Objek-kajian-filsafat-ilmu
[3] http://www.ziddu.com/download/13429569/ManfaatFilsafatIlmu.pdf.html
[5] Ahmad Tafasir, Filsafat Ilmu (Bandung: Rosda, 2010), hlm. 11.
[6] Ahmad tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya : 2009), hal. 23

No comments:

Post a Comment