BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan bernegara. Baca Tulis Quran (BTQ) adalah kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, dan melatih peserta didik / warga belajar dalam peningkatan
kompetensi. Baca Tulis Quran (BTQ) yang di lakukan secara tesendiri dalam
struktur kurikulum muatan lokal. Baca Tulis Quran (BTQ) sebagai kurikulum
daerah wajib bagi peserta didik / warga belajar yang beragama Islam, yang
semata-mata untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-Qur’an.
Banyak
faktor yang melatarbelakangi diadakannya Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) ini,
diantaranya adalah kurangnya waktu tatap muka jam pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) khususnya baca tulis Al-Quran di sekolah-sekolah Kabupaten
Purwakarta. Dari sanalah Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) ini lahir. Selain
itu, kemampuan membaca dan menulis Al-Quran merupaka sebuah kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap siswa-siswi yang beragama Islam. Karena adanya
sekolah yang menggunakan sarana baca tulis Al-Quran yang menjadikan syarat
dalam PSB (Penerimaan Siswa Baru).
Tapi
pada dasarnya Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) merupaka sebuah produk dari
adanya otonomi daerah yang terjadi saat ini. Bukan hanya di bidang ekonomi yang
ditonjolkan, namun dunia pendidikan juga harus digalangkan supaya terciptanya
kesejahteraan masyarakat dan tercapainya kehidupan bangsa yang cerdas sesuai dengan
tujuan pendidikan pada Pembukaan UU 1945. Itulah phenomena yang terjadi di
Kabupaten Purwakarta yang sudah mengalami kemajuan di bidang pendidikan. Dan
dengan adanya pembaharuan di bidang pendidikan khususnya yang terkaie dengan
kurikulum secara tidak langsung ini menjadi tugas kita sebagai mahasiswa untuk
mencari tahu kekurangan atau kelebihan serta hambatan-hambatan dalam Kurikulum
Baca Tulis Quran (BTQ).
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah
ini adalah berkaitan kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ). Supaya untuk mempermudah
rumusan masalah ini disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan kurikulum BTQ ?
2.
Bagaimana bentuk implementasi kurikulum BTQ?
3.
Bagaimana hambatan dalam merealisasikan
kurikulum BTQ?
4.
Bagaimana kompetensi dan target
Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ)?
5.
Ada berapa metode yang digunakan untuk
mengaflikasikan atau merealisasikan Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ)?
6.
Bagaimana cara penilaian dan sertifikasi
dalam Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ)?
C.
TUJUAN
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PK-PAI) dan secara khusus penyusunan
makalah ini agar kita mengetahui :
1.
Pengertian kurikulum BTQ.
2.
Bentuk implementasi kurikulum BTQ.
3.
Hambatan dalam merealisasikan kurikulum
BTQ.
4.
Kompetensi dan target Kurikulum Baca
Tulis Quran (BTQ)?
5.
Metode yang digunakan untuk
mengaflikasikan atau merealisasikan Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ)?
6.
Cara penilaian dan sertifikasi dalam
Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ)?
D. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini menambah wawasan ilmu pengetahuan kita yang berkaitan dengan Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ), dan ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PK-PAI). Dengan pembahasan ini juga, diaharapkan kita selaku mahasiswa bisa mengetahui bagian-bagian dari kurikulum itu, bukan hanya tahu sampai pengertiannya saja. Karena pembahasan mengenai kurikulum ini sangat luas sekali dan baik untuk dikembangkan dan didiskusikan.
Selain itu juga mudah-mudahan makalah ini menjadi tolak ukur kedepannya dalam menyampaiakn sebuah kurikulum yang sudah diperbaharui, dan bermanfaat untuk kita semuanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KURIKULUM BTQ
Pada dasarnya sama seperti kurikulum yang lainnya,
namun khususnya dalam landasan filosopis, kurikulum BTQ lebih merujuk kepada Al-Quran
(ajaran Islam) dengan tujuan bahwa peserta didik setidaknya mampu membaca dan
menulis Al-Quran, yang merupakan kitab suci umat Islam. Alasannya bahwa
Indonesia itu merupakan suatu bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan
kemampuan baca tulis Al-Quran merupakan keterampilan yang paling mendasar dan
paling urgen. Selain itu keadaan Islam di Indonesia ini mulai memudar yang dibuktikan
dengan adanya beberapa hasil riset; banyak pelajar SMP, SMA/SMK bahkan
Mahasiswa Perguruan Tinggi belum lancar membaca Al-Quran karena terbatasnya jam
tatap muka PAI sehingga perlu dikembangkan melalui bimbingan BTQ di luar kelas.
Oleh karenanya diharapkan dengan diterapkannya kurikulum BTQ ini ruh Islam yang
tadinya hampir mati dapat hidup kembali dengan adanya proses regeneralisasi
oleh kader-kader Islam selanjutnya yang di hasilkan dari siwa-siswi atau
lulusan sekolah yang menerapkan kurikulum BTQ ini. Kurikulum BTQ ini di
sesuaikan dengan notabene masyarakan ataupun latar belakang setiap intansi,
artinya kurikulum tidak harus di terapkan kepada intansi-intansi atau pun
sekolah-sekolah yang berlatar belakang non muslim.
Adapun landasan/dasar hukum dari kurikulum BTQ
adalah:
·
UUD Tahun 1945
·
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
·
PP No. 19 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
·
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi
·
Permendiknas No 23 2006 : SKL
·
Permendiknas No 24 2006 : Pelaksanaan PP
22 dan
·
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun
2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
·
Instruksi Menteri Agama RI N0 3 Tahun
1990 tentang Upaya Peningkatan Kemampuan BTHQ.
·
SKB Menteri Agama dan Mendagri RI
Nomor 44 A dan 124, tanggal 13 Mei Tahun
1982 tentang Usaha Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an bagi Umat
Islam.
·
Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Kemenag
RI No: Dj.I/12A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam.
Kemudian pada dasarnya diadakan atau dibentuknya
Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) ini bertujuan untuk :
1. Membantu
peserta didik atau warga belajar yang
belum mengenal membaca dan menulis Al-Quran.
2. Memperdalam
dan meningkatkan pengetahuan peserta didik atau warga belajar dalam ketrampilan BTQ.
3. Memberikan
motivasi kepada peserta didik atau warga belajar agar lebih bergairah membaca
Al-Quran sebagai kitab suci yang menjadi
tuntunan umat Islam.
4. Sebagai
sarana tolok ukur keberhasilan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
disekolah-sekolah yang khususnya di Kabupaten Purwakarta.
B.
BENTUK
IMPLEMENTASI KURIKULUM BTQ
Menurut PerBub pasal 11 tentang ketentuan lainnya
bahwa peserta didik / warga belajar
bahwa Kurikulum BTQ adalah kurikulum
yang diwajibkan untuk peserta didik atau warga belajar yang beragama Islam,
dan tenaga pendidik dalam pendidikan baca tulis Al-Quran adalah guru Pendidikan
Agama Islam pada satuan pendidikan atau guru kelas / guru pelajaran lain yang
memiliki konpetensi dalam mendidik baca tulis Al-Quran. Tenaga pendidik baca
tulis Al-Quran ditetapkan oleh kepala sekolah dalam bentuk SK kepala Sekolah
serta guru Pendidikan Agama Islam dan wajib memberikan evaluasi dan penilaian
pada setiap peserta didik / peserta belajar pendidikan baca tulis Al-Quran.
Dalam pelaksanaannya, setiap peserta didik / warga
belajar untuk meningkatkan kompetensi dapat mengikuti baca tulis Al-Quran di
lembaga non formal seperti Diniah Takmiliyah Awaliyah, Mesjid, Mushola, Mejlis
Ta’lim, Pondok Pesantren atau Bimbingan Belajar. Bagi peserta didik / warga
belajar yang mengikuti kegiatan Baca Tulis Al-quran di lembaga non Formal
tersebut wajib menyampaikan nama tempat dan nama guru Baca Tulis Al-Quran di
lembaga non formal tersebut kepada guru pendidikan Agama Islam di Sekolahnya.
Pendidikan Baca Tulis Al-Quran dilakukan oleh tenaga pendidik yang memiliki
kompetensi sebagai pendidik Baca Tulis Al-Quran.
Pelaksanaan pendidikan Baca Tulis Al-Quran bagi
peserta didik berpedoman pada Pedoman Pelaksanaan Baca tulis Al-Quran dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
disusun oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Kementrian Agama
Kabupaten Purwakarta.
Dalam mengevaluasi hasil
pendidikan Baca Tulis Al-Quran dilakukan oleh pendidik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di lembaga pendidikan masing-masing yang mengacu pada
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan dan evaluasi
dilaksanakan paling sekali satu kali setiap semester. Selain itu lembaga non
formal yang diikuti oleh peserta didik / warga belajar wajib memberian laporan
perkembangan kemampuan peserta didik kepada sekolah dimana peserta didik
bersekolah. Setelah itu nilai akhir para peserta didik dicantumkan pada
kelompok Muatan Lokal.
C.
HAMBATAN
DALAM MEREALISASIKAN KURIKULUM BTQ
Meskipun kurikulum BTQ ini sudah disahkan dan mulai
disosialisasikan namun kenyataan dilapangan masih banyak sekolah – khususnya
sekolah islam – yang belum menggunakan kurikulum ini. Dari hasil wawancara yang
dilakukan penulis, diperoleh beberapa point yang menjadi alasan kenapa sekolah
tertentu belum menerapkan kurikulum BTQ. Adapun point-point tersebut adalah:
·
Ada beberapa sekolah/intansi belum
mengenal kurikulum BTQ secara mendalam (perlunya waktu dalam proses
sosialisasi)
·
Pihak sekolah yang sudah terbiasa dengan
kurilukum sebelumnya.
·
Beberapa sekolah yang terkesan acuh tak
acuh karena kegiatan pendidikan BTQ sudah diterapkan pada kurikulum sebelumnya
yang dikelompokkan dalam muatan lokal.
D. KOMPETENSI DAN TARGET
Yang
menjadi kompetensi dasar diadakannya serta dirancangnya Kurikulum Baca Tulis
Quran (BTQ) adalah agar peserta didik atau warga belajar dapat membaca Al-Quran
dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Dimana yang dinamakan dengan tajwid
adalah ilmu yang didalamnya mengajarkan tata
cara membaca Al-Quran yang baik dan benar serta yang sesuai dengan
makhrajnya.
Seiring
dengan adanya kompetensi ini juga, ada beberapa tahapan atau penguasaan yang
sesuai dengan keadaan di lapangan mengenai kemampuan membaca Al-Quran.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
-
Ada yang membacanya lancar, kemudian
disertai dengan penguasaan tajwid yang benar dan fasih,
-
Ada yang membacanya lancar, tetapi dalam
penguasaan tajwid masih ada beberapa kesalahan,
-
Ada yang belum lancar dalam membaca
Al-Quranya dan belum mengusai tajwid itu sendiri, dan
-
Ada yang belum bisa membaca Al-Quran
sama sekali, kemudian dalam tajwidnya juga baru dalam tahap orientasi atau
pengenalan.
Dan dari
beberapa poin di atas lah yang manjadi tanggung jawab seorang pengajar atau
seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya untuk
membenahi kualitas peserta didik atau warga belajar dalam Baca Tulis Quran
(BTQ). Supaya Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) ini bisa terealisasi di
lapangan.
Setelah
penguasaan dalam membaca Al-Quaran, penguasaan selanjutnya di fokuskan pada
penulisan Al-Quran. Dan yang menjadi kompetensinya adalah sebagai berikut :
1. Mampu
menyalin Al-Qur’an dengan benar.
2. Mampu
menulis dengan Imla / dikte.
3. Mengenal
Khat / kalighrafi.
Dan yang terakhir adalah bagaimana peserta didik
atau warga belajar mampu menhafal serta memahami isi kandungan dari ayat yang
dihafalnya itu minimal juz terakhir (Juz 30) dengan jumlah surat ada 37 surat.
Adapaun untuk memperincinya, kami mendapatkan data
untuk mempermudah teknik penghafalan yang dilakukan di tiga tingakatan
pendidikan (SD, SMP dan SMA), yaitu sebagai berikut :
-
Tahapan SD
Kelas
|
Target Hafalan Surat
|
Jumlah Surat
|
I
|
Annas s.d An-Al-Lahab
|
4
|
II
|
An-Nashr s.d Al-Ma’un
|
4
|
III
|
Al-Quraisy s.d Al-’Ashr
|
4
|
IV
|
At-Takatsur s.d Al-’Adiyah
|
3
|
V
|
Az-Zalzalah s.d Al-Bayyinah
|
2
|
VI
|
Al-Qadr s.d Al-’Alaq
|
2
|
Jumlah
|
19
|
-
Tahapan SMP
Kelas
|
Semester
|
Target Hafalan Surat
|
Jumlah Surat
|
VII
|
1
|
Annas s.d Al-Quraisy
|
9
|
VII
|
2
|
Al-Fiil s.d At-Takatsur
|
4
|
VIII
|
1
|
Al-Qa’riah s.d Az-Zalzalah
|
3
|
VIII
|
2
|
Al-Bayyinah s.d Al-’Alaq
|
3
|
IX
|
1
|
At-Tin s.d Ad-Dhuha
|
3
|
IX
|
2
|
Al-Lail s.d Al-Balad
|
3
|
Jumlah
|
25
|
-
Tahapan SMA
Kelas
|
Semester
|
Target Hafalan Surat
|
Jumlah Surat
|
X
|
1
|
Annas s.d Al-‘ashr
|
12
|
X
|
2
|
At-Takatsur s.d Al-‘alaq
|
7
|
XI
|
1
|
At-Tin s.d. Asy-Syamsi
|
5
|
XI
|
2
|
Al-Balad s.d. At-Thariq
|
5
|
XII
|
1
|
At-Buruj s.d. Al-Infithar
|
4
|
XII
|
2
|
At-Takwir s.d Annaba
|
4
|
Jumlah
|
37
|
E. METODE
Berikut
ini ada beberapa metode menghafal Al-Quran yang mungkin bisa diterapkan di
masing-masing tingkatan pendidikan. Diantarnya adalah sebagai berikut :
1. Metode
Al-Baghdadi
Ada
beberapa yang menjadi kelebihan apabila menggunakan metode ini, adapun
kelebihan- elebihan tersebut adalah sebagaiberikut :
·
Bahan/materi pelajaran disusun secara
sekuensif.
·
30 huruf selalu ditampilkan pada setiap
langkah secara utuh sebagai tema
·
Pola bunyi dan susunan huruf (wazan)
disusun secara rapi.
·
Ketrampilan mengeja yang dikembangkan
merupakan daya tarik
·
Materi tajwid secara mendasar terintegrasi
dalam setiap langkah.
Ada
beberapa yang menjadi kekurangan apabila menggunakan metode ini, adapun
kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagaiberikut :
·
Qoidah Baghdadiyah yang asli sulit
diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.
·
Penyajian materi terkesan menjemukan.
·
Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat
menyulitkan pengalaman siswa.
·
Memerluka n waktu lama untuk mampu
membaca Al-Qur'an
2.
Metode Iqra
Ada
beberapa keistimewaan dalam penerapan metode ini, diantaranya adalah sebagai
berikut :
·
Setiap jilid oleh penulisnya disertai
Petunjuk
·
Petunjuk mengajar jilid 1 berlaku pula
untuk jilid 2. demikian pula seterusnya sampai jilid 6.
·
Materi jilid 1 “Bacaan langsung,” tidak
diurai atau dieja.
·
Setelah mengenal huruf hijaiyah,
langsung dikenalkan dengan huruf sambung.
·
Sudah dikondisikan mengenal ayat-ayat Al
Qur,an walaupun potongan-potongan ayat.
·
Dilengkapi dengan pelajaran ilmu Tajwid
3.
Metode Qiroati
Ada
beberapa keistimewaan dalam penerapan metode ini, diantaranya adalah sebagai
berikut :
·
Kelahiran buku ini lebih dulu.
·
Setiap jilid dilengkapi Petunjuk
Mengajar dengan rinci.
·
Sudah diperkenalkan ayat-ayat Al Qur,an
walaupun hanya potongan-potongan ayat.
·
Setiap kelasnya ditentukan 20 orang
murid.
·
Khusus yang belajar pada jilid 1, jumlah
muridnya ditentukan yaitu 15 orang dengan seorang guru tanpa guru bantu
·
Mengajar jilid 1 dan jilid II materinya
diberikan secara perorangan.
·
Mengajar jilid III dan jilid IV
materinya diberikan secara klasikal
·
Dilengkapi dengan pelajaran ilmu Tajwid
4.
Metode Al-Barqi
Metode
al-Barqy dapat dinilai sebagai metode cepat membaca al-Qur'an yang paling awal.
Metode ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhadjir
Sulthon pada 1965. Awalnya, al-Barqy diperuntukkan bagi siswa SD Islam
at-Tarbiyah, Surabaya. Siswa yang belajar metode ini lebih cepat mampu membaca
al-Qur'an. Muhadjir lantas membukukan metodenya pada 1978, dengan judul Cara
Cepat Mempelajari Bacaan al-Qur'an al- Barqy.
5.
Metode Tilawati
Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim
yang terdiri dari Drs.H. Hasan
Sadzili, Drs H. Ali Muaffa dkk. Karakteristik dan keunggulan metode
Tilawati antara lain:
Menyeimbangkan
pendekatan pembelajaran secara klasikal dan individual.
Metode
ini disusun secara praktis
sehingga mudah dipelajari.
Menekankan
pada kemampuan peserta didik untuk dapat membaca al-Qur’an secara tartil.
Menggunakan
variasi lagu-lagu tilawah dalam membaca al-Qur’an sehingga tidak membosankan.
F. PENILAIAN DAN SERTIFIKASI
Adapun
yang menjadi ruanglingkup penilaian Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) meliputi:
·
Praktikum
qiraah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an;
·
Tes
tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis Al-Qur’an;
·
Menghafal
surat – surat atau ayat-ayat pilihan;
·
Pengamatan langsung terhadap peserta
didik untuk mengukur aspek afektif dan psikomotoriknya;
·
Aspek amaliah peserta didik untuk selalu
melakukan tadarus dan tadabbur Alqur’an.
Setelah
adanya penilaian, maka disini ada beberapa proses sertifikasi untuk peserta
didik atau warga belajar,
Proses pemberian sertifikat BTQ kepada peserta didik yang
telah dinyatakan lulus. Sertifikat lulus BTQ dapat diterbitkan oleh Kantor
Kemenag, satdik atau instansi lain yang berwenang.
Sertifikat lulus BTQ dapat dikeluarkan kepada:
Ø Peserta didik yang mengikuti tes awal pada th/semester
pertama pembelajaran telah memperoleh nilai A.
Ø Peserta
didik yang telah memperoleh bimbingan dan lulus tes dengan memperoleh nilai
minimal B.
Ø Peserta
didik yang telah memperoleh sertifikat lulus BTQ dapat mengikuti sertifikasi
lanjutan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Baca
Tulis Quran (BTQ) adalah sebuah sarana untuk menunjang kehidupan khususnya umat
islam. Dengan adanya BTQ sistem pembelajaran untuk anak didik atau warga
belajar menjadi bertambah. BTQ tidak hanya dikembangakan diranah masyarakat
seperti pengajian-pengajian yang ada disetiap rumah akan tetapi diranah sekolah
juga diterapkan adanya pembelajaran BTQ tambahan untuk pendekatan ruh Islam agar
tertanam dalam hati nurani.
Adpun
tujuan dari Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ) ini adalah :
1. Membantu
peserta didik atau warga belajar yang
belum mengenal membaca dan menulis Al-Quran.
2. Memperdalam
dan meningkatkan pengetahuan peserta didik atau warga belajar dalam ketrampilan BTQ.
3. Memberikan
motivasi kepada peserta didik atau warga belajar agar lebih bergairah membaca
Al-Quran sebagai kitab suci yang menjadi
tuntunan umat Islam.
4. Sebagai
sarana tolok ukur keberhasilan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
disekolah-sekolah yang khususnya di Kabupaten Purwakarta.
B. SARAN
Adapun saran
yang disampaikan oleh kami pada kesempatan ini, kepada rekan-rekan yang membaca
agar mempergunakan makalah ini sebagai bahan kajian dalam memahami Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulkum Pendidikan Agama Islam (PK-PAI) khususnya masalah yang
terkai dengan Kurikulum Baca Tulis Quran (BTQ).
Demikian
makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Maka dari
itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi perbaikan. Dan semoga makalah ini
mudah difahami dan bermanfaat di masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Peraturan Bupati Nomor : 25 Tahun 2011
Tentang Baca Tulis Al-Qur’an Sebagai
Kurikulum Daerah Wajib
Bagi Peserta Didik / Warga Belajar Yang
Beragama Islam.
makasih
ReplyDelete