BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah mengalami perubahan besar, yaitu lingkungan global pendidikan atau sering diistilahkan dengan globalisasi pendidikan. Globalisasi berarti suatu proses keterbukaan yang seluas-luasnya, bebas dari keterbelengguan cultural, bebas dari ketertutupan. Globalisasi dengan ciri pasar bebasnya tidak hanya menjual barang produksi industri saja, melainkan juga sumberdaya manusia yang siap kerja. Oleh karena itu kualitas menjadi acuan utama. Barang (produk pendidikan) yang tidak berkualitas akan dicampakkan oleh konsumen, persaingan pasar semacam ini menuntut barang dagangan yang berkualitas. Masyarakat sudah mulai mempertanyakan dan memilih sekolah-sekolah berkualitas, karena mereka takut putra-putrinya tidak mampu bahkan kalah bersaing di era globalisasi ini.
Pemasaran, yang lebih dikenal dengan istilah asing “marketing” adalah suatu metode baru untuk memajukan dan mengembangkan potensi sebuah organisasi dengan memusatkan sasaran atau target, terutama pada masyarakat yang benar-benar memutuhkan dan menginginkan organisasi kita, dan tujuan dari pemasaran adalah membantu pengelola suatu organisasi untuk memutuskan produk apa yang mesti ditawarkan terlebih dahulu.
Mula-mula pemasaran dikenal dan dikembangkan oleh perusahaan multi nasional besardengan kekuatan ekonomi super. Tapi sekarang, setiap perusahaan dan bahkan setiap orang telah menggunakannya, tidak ketinggalan pula organisasi-organisasi non-profit seperti lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai pencetak biro jasa masa depan telah memanfaatkan segi keunggulan pemasaran untuk meningkatkan kerjasama atau transaksi mereka dengan pembeli, langganan dan publik. Suatu organisasi yang memutuskan tetap eksis dan suvive digelanggang persaingan yang ketat ini, mau tidak mau, tidak akan sukses tanpa memiliki strategi pemasaran yang baik. (David W. Cravens, Strategic Marketing, 1982)
B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah berkaitan dengan Konsep Pemasaran Dan Pelayanan Pelanggan Pendidikan yang merupakan bagian dari mata kuliah Manajemen Pendidikan. Adapun rumusan masalah ini dapat diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
- Bagaiman pengertian dan konsep strategi pemasaran ?
- Apa model-model strategi pemasaran jasa pendidikan?
- Ada berapa macam-macam strategi pemasaran jasa pendidikan?
C. TUJUAN
Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan. Tetapi secara umum sama dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan, dengan membaca makalah ini kita dapat mengetahui :
- Pengertian dan konsep strategi pemasaran.
- Model-model strategi pemasaran jasa pendidikan.
- Macam-macam strategi pemasaran jasa pendidikan.
D. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini menambah wawasan ilmu pengetahuan kita yang berkaitan dengan Konsep Pemasaran Dan Pelayanan Pelanggan Pendidikan. Dengan pembahasan ini juga, diaharapkan kita selaku mahasiswa sedikitnya bisa tahu konsep pemasaran dan pelayanan pelanggan pendidikan. Karena bukan perkara yang mudah apabila kita ingin memajukan suatu lembaga pendidikan yang kita pimpin. Dan mudah-mudahan dengan membaca makalah ini kita menjadi termotifasi untuk menjadi seorang pimpinan di lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Konsep Strategi Pemasaran
Strategi mempunyai dua definisi yang pertama yaitu rencana manajemen puncak
untuk mencapai hasil yang konsisten dengan misi organisasi. Dan yang kedua
yaitu merupakan pendekatan dasar untuk mendesain tidakan yang akan memcahkan
suatu masalah atau menyelesaikan suatu saran. Setiap strategi harus menjawab
suatu pertanyaan “bagaimana” yaitu, bagaimana kemajuan harus dilakukan untuk
mencapai suatu sasaran (kamus manajemen Strategik, 1997:75).
Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala
resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk
memenangkan kompetisi (Sagala, 2007:137). Dalam membahas perkataan strategik
sulit untuk dibantah bahwa penggunaannya diawali dari dan popular di lingkungan
militer (Akdon, 2006:3). Namun pada akhirnya strategi bekembang untuk semua
organisasi termasuk keperluan ekonomi, social budaya dan agama. Strategi ini
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi strategi pada
hakekatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan mengatur (Management)
untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya (Rusyadi Ruslan,
200:31).
Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan untuk
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Wlliam J. Stanton,
Fundamentalis of Marketing, 1978:5).
Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara emplisit maupun eksplisit)
mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya (Bernett,
1988). Sementara itu, Kahle (1990) mendifinisikan strategi pemasaran sebagai
alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya
dengan variable-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,
postioing, elemen pemasaran, dan biaya iuran pemasaran. Strategi pemasaran
merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada fungsi
manajemen suatu organisasi.
Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yag saling berkaitan (Corey, Dolan,
1991), kelima elemen tersebut adalah:
a)
Pemilihan pasar, yaitu pasar yang akan dilayani. Pemilihan pasar dimulai
dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang
paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.
b)
Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang di jual, pembentukan
lini produk, dan mendesain penawaran individual pada masing-masing lini.
c)
Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kunatitatif dari produk kepada pelanggan.
d)
Sisitem distribusi yaitu saluran perdagangan grosir atau eceran yang
dilalui produk sehingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
e)
Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.
B.
Model-Model Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam dunia bisnis, pendidikan termasuk dalam suatu organisasi atau perusahaan
yang bergerak di bidang jasa. Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyak elemen
yang mempengaruhinya, seperti system internal organisasi, lingkungan fisik,
kontak personal, iklan, tagihan dan pembayaran, komentar dari mulut ke mulut
dan sebagainya. Oleh karena itu Gronroos menegaskan bahwa pemasaran jasa tidak
hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi juga pemasaran internal dan
pemasaran interaktif. Dan begitu dalam strategi pemasaran pendidikan
haruslan menerapkan tiga model pemasaran jasa yang diungkapkan oleh Gronroos
tersebut dengan tujuan agar terjadi keserasian dan bisa mencegah terjadinya
kesalah pahaman antar komponen fungsi menajemen dalam pendidikan tersebut.
Model-model tersebut yaitu:
1.
Pemasaran Eksternal
Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh
organisasi pendidikan dalam mempersiapkan produk, menetapkan harga, melakukan
distribusi informasi dan mempromosikan produk jasa yang bernilai superior
kepada para pelanggan dalah hal ini wali murid. Bila ini bisa dilakukan dengan
baik, maka para wali murid sebagai pelanggan akan terikat dengan organisasi,
sehingga keuntungan jangka panjang bisa terjamin.
2.
Pemasaran Internal
Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban organisasi dalam rangka
melatih dan memotivasi para guru, karyawan dan para murid sebagai asset utama
organisasi agar dapat melayani para pelanggan dengan baik. Yang tak kalah
pentingnya adalah pemberian penghargaan atau reward dan pengakuan yang sepadan
dan manusiawi. Aspek ini membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga,
loyalitas, dan rasa memiliki setiap orang dalam organisasi, yang pada
gilirannya dapat memerikan kontribusi besar bagi organisasi dan bagi pelanggan
yang dilayani.
3.
Pemasaran Interaktif
Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dalam hal ini
para wali murid dengan para karyawan (guru dan staff) dan juga dengan pemimpin
organisasi (kepala sekolah). Diharapkan stiap sumber daya manusiawi organisasi
yang loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan
Total Quality Service kepada setiap pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini
terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan berkesinambungan
dengan personil dan organisasi yang bersangkutan, dan bahkan bisa menjadi sarana
dan media pemasaran organisasi.
C.
Macam-macam Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
- Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar bersangkutan. Produk yang ditawarkan
tersebut meliputi barang fisik, jasa, organisasi, dan ide. Jadi, produk bisa
berupa manfaat tangible maupun manfaat intangible yang dapat
memuaskan pelanggan. Seperti dalam gambar di bawah ini:
Pemenuhan
Kebutuhan
Proses Pertukaran
- Harrga (Biaya Pendidikan)
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk, organisasi pendidikan harus
menetapkan harga/biaya pendidikan secara tepat. Harga merupakan satu-satunya
unsur pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi institusi
pendidikan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi informasi, dan
promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu merupakan
unsur pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.
Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap system
distribusi informasi.
Harga dalam dunia pendidikan bisa diungkapkan dengan berbagai istilah. Misalnya
iuran SPP, komisi, gaji, honorarium dan sebagainya. dalam pandangan konsumen,
harga seringkali digunakan sebagai indicator nilai bilamana harga tersebut
dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu produk.
- Strategi Distribusi Informasi
Strategi distribusi informasi berkenaan dengan penentuan dan manajemen saluran
distribusi dipergunakan oleh organisasi atau produsen untuk memasarkan
produk-produknya sehingga produk-produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen
yang menjadi sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan pada waktu yang
diperulukan, dan tempat yang tepat. Berikut beberapa strategi distribusi
yang bisa digunakan antara lain:
1)
Strategi Saluran Distribusi Berganda
Saluran
distribusi yang berbeda mungkin dibutuhkan untuk mencapai segemen-segmen
pelanggan yang berbeda dalam pasar yang luas. Oleh karena itu beberapa
perusahaan menerapkan strategi saluran distribusi berganda (multiple channel
strategy) yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani
beberapa segemen pelanggan. Tujuannya dalah untuk memperoleh akses yang optimal
pada setiap segemen pelanggan. Dengan menerapkan strategi ini institusi
pendidikan dapat meningkatkan cakupan pasar, menurukan biaya saluran dan lebih
menyeragamkan penjualan.
2)
Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Strategi
modifikasi saluran distribusi (channel modification strategy) adalah strategi
mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan
peninjauan ulang. System distribusi memang perlu secara terus-menerus ditinjau
dan diatur kembali untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan keadaan di
pasar.
3)
Strategi Pengendalian Saluran Distribusi
Yang
dimaksud dengan strategi pengendalian saluran distribusi (channel control
strategy) adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar
dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat kearah pencapaian tujuan
bersama. Adapun tujuan dari strategi pengendalian saluran distribusi adalah:
a)
Untuk meningkatkan pengendalian
b)
Memperbaiki ketidak efisienan
c)
Mengetahui efektivitas biaya melalui kurva pengalaman
d)
Mencapai skala ekonomis.
4)
Strategi Manajemen Konflik Dalam Saluran Distribusi
Konsep
system pada distribusi mensyaratkan adanya kerjasama antar saluran meskipun
demikian di dalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara
anggota saluran sering terjadi gontok-gontokan. Konflik tersebut dapat bersifat
horizontal dan vertikal. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu
dengan saluran yang lain (dalam kasus organisasi menggunakan lebih dari satu
saluran distribusi) yang menjual produk yang sama atau yang membawa informasi
yang sama ke pasar sasaran yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pemasaran
kita temukan ada yang berorientasi pada “profit organitation” dan ada
pemasaran yang beroreintasi pada “non profit organitation”. Mengenai
lembaga pendidikan adalah termasuk ke dalam non profit organization.
lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid,
siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai “stakeholder”.
Lembaga pendidikan pada hakekatnya bertujuan memberi layanan. Jadi strategi
pemasaran jasa pendidikan berarti rencana yang komprehesif pada kegiatan
lembaga pendidikan dalam memberi layanan jasa pendidikan yang memuaskan kepada
pengguna dengan cara memperhatikan konsep, model, produk, biaya pendidikan dan
strategi distribusi informasi jasa lembaga pendidikan.
B. SARAN
Adapun saran yang disampaikan oleh
kami pada kesempatan ini, kepada rekan-rekan yang membaca agar mempergunakan
makalah ini sebagai bahan kajan dalam memahami konsep pemasaran dan pelayanan
pelanggan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Dr. Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan.
Alfabeta, Bandung, 2006.
Alam, Buchari, H, Prof. DR., Pemasaran Strategik Jasa
Pendidikan CV. Alfabeta, Bandung.
David W.
Cravens, Strategic Marketing, 1982, Richard D. Irvin,Inc.
Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan
Praktek), Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Sagala, H. Syaiful. Manajemen Strategik dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2007.
Tjipto, Fandy,
Strategi Pemasaran, Ed.2. Cet.5, Yogyakarta, Andi, 2001.
Tunggal, Amin Widjaja, Drs. Ak., MBA, Kamus Manajemen
Strategik, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
No comments:
Post a Comment